KRAKATAU.ID, PESAWARAN – Ada yang sunyi dari kaki pegunungan di Dusun Sinar Tiga, Desa Harapan Jaya, Kecamatan Way Ratai, Pesawaran. Di antara daun-daun yang masih setia menari dihembus angin sore, suara ceria wisatawan yang biasa mengunjungi Air Terjun Sinar Tiga kini tak terdengar lagi.
Sebuah longsor, diam-diam datang sebelum bulan ramadan, mengubur sebagian tubuh air terjun yang selama ini memelihara denyut wisata di pelosok itu.
Basrowi (80) atau yang dikenal dengan sapaan Mbah Bas, lelaki sepuh yang rambutnya telah memutih seperti kabut pagi di lembah, duduk bersandar dinding papan beralasakan tikar di kediamanya. Tatapannya mengarah ke kolam Tirto Langgeng, di depan rumahnya.
“Air terjun itu bukan sekadar tempat piknik. Ia seperti anak sulung dusun ini, yang dari suaranya saja orang bisa tahu hari masih pagi atau sudah sore,” ucap Mbah Bas pelan, matanya menyipit seolah sedang menerawang masa lalu yang belum begitu jauh.
“Waktu longsor itu datang, sebelum bulan puasa,” pungkasnya.
Kini, jalur menuju air terjun licin akibat lumut yang makin subur. Penduduk yang biasa menggantung harapan dari kedatangan wisatawan, terpaksa menutup warung kecil mereka.
Belum ada kepastian kapan Air Terjun Sinar Tiga akan dibuka kembali. Longsor yang menimbun sebagian area itu masih menanti tangan-tangan pemerintah atau gotong royong warga yang berani menantang alam dengan cinta.
Namun, seperti halnya musim, duka pun akan berlalu. Membawa serta harapan yang sempat terkubur.***