Reinha Rosari Lampung : Jembatan Kekuatan bagi Anak Perantau Flores

KRAKATAU.ID, BANDARLAMPUNG — Andreas Muhi Pukai, sosok yang penuh semangat dan dedikasi, dipercaya sebagai Ketua Paguyuban Keluarga Besar Reinha Rosari di Lampung. Dalam perjalanan hidupnya, ia telah menjadi penggerak komunitas yang menghubungkan anak-anak perantau asal Flores dan Nusa Tenggara Timur. Dengan nama paguyuban yang terinspirasi oleh Bunda Maria, Reinha Rosari, Andre – begitu dia akrab disapa meyakini bahwa doa dan pendampingan spiritual memberikan kekuatan dalam menjalani kehidupan di tanah rantau.

Latar Belakang Paguyuban

Paguyuban ini dibentuk pada tahun 1999, bermula dari keinginan untuk menciptakan kelompok yang saling mendukung dan mendoakan. “Kami ingin memiliki tempat di mana setiap anggota bisa merasakan kebersamaan,” ungkapnya, Sabtu (28/9/2024). Melalui informasi dari mulut ke mulut, anggota paguyuban pun bertambah, terutama di kalangan mahasiswa Flores yang belajar di Universitas Lampung (UNILA) dan Politeknik Negeri Lampung (POLINELA).

Setiap bulan Mei dan Oktober, anggota berkumpul untuk berdevosi, menimba semangat, dan memperkuat ikatan satu sama lain. “Kegiatan ini menjadi momen penting bagi kami untuk saling mendukung dan berbagi kekuatan,” tambahnya.

Menghadapi Tantangan dan Membangun Komunitas

Andreas menyoroti tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Flores, terutama stereotip negatif yang sering muncul. Ia berusaha membangun komunikasi yang terbuka dan setara, tanpa membedakan agama atau suku. “Kami harus saling memanusiakan satu sama lain. Ketika kita membangun komunikasi berdasarkan kemanusiaan, kita akan diterima dengan baik di lingkungan mana pun,” jelasnya.

Di tengah kesibukan menjalankan paguyuban, Andreas juga dipercaya sebagai Ketua Koperasi Kredit Mekar Sai. Dalam perannya ini, ia berkeliling Lampung untuk memberikan sosialisasi mengenai pemberdayaan ekonomi kepada masyarakat. “Kami ingin mengubah pola pikir masyarakat tentang keuangan, agar lebih fokus pada investasi untuk masa depan,” katanya.

Filosofi Garam dan Terang

Andreas percaya bahwa setiap individu dapat menjadi “garam” dan “terang” dalam kehidupan orang lain. “Sekecil apa pun perbuatan baik, itu bisa membawa perubahan. Kita tidak perlu menjadi besar; cukup lakukan hal kecil dengan tulus,” ujarnya.

Dengan prinsip ini, ia mendorong anggota paguyuban dan masyarakat untuk selalu berbuat baik, memperhatikan mereka yang membutuhkan, dan tidak menyerah dalam menghadapi tantangan. “Kehadiran kita adalah berkat bagi banyak orang,” tambahnya.

Ajakan untuk Bergabung

Andreas mengajak semua saudara-saudara dari Flores dan NTT yang belum bergabung dalam Paguyuban Keluarga Besar Reinha Rosari untuk ikut serta. “Kami selalu terbuka untuk menampung lebih banyak anggota. Mari kita saling menguatkan dan menunjukkan bahwa kita adalah satu keluarga,” tutupnya.

Dengan semangat dan dedikasi, Andreas Muhi Pukai menjadi teladan dalam membangun komunitas yang kuat, saling mendukung, dan penuh kasih. Ia mengajak kita semua untuk berkontribusi positif di mana pun kita berada.***