KRAKATAU.ID, LAMPUNG SELATAN — Dalam upaya memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan dunia usaha, Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung secara resmi menandatangani naskah Komitmen Bersama dengan Forum CSR Lampung untuk pelaksanaan program Corporate Goes to School. Penandatanganan berlangsung di SMKN 1 Natar, Kabupaten Lampung Selatan, dan dihadiri oleh perwakilan Bappeda Provinsi Lampung, jajaran perusahaan anggota dan partisipan Forum CSR, serta para kepala sekolah SMK dan SLB dari seluruh Provinsi Lampung.
Menjawab Tantangan Kompetensi Lulusan SMK
Program Corporate Goes to School merupakan inisiatif strategis yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara lulusan SMK dan kebutuhan industri. Forum CSR Lampung menggagas program ini sebagai bentuk kontribusi dunia usaha dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Provinsi Lampung.
Program ini dilatarbelakangi oleh data bahwa lulusan SMK masih menghadapi kesulitan dalam memasuki dunia kerja, antara lain karena adanya kesenjangan antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri, serta minimnya jiwa kewirausahaan untuk membangun usaha mandiri.
Melalui inisiatif Corporate Goes to School, pelaku usaha hadir langsung di lingkungan sekolah untuk memberikan wawasan praktis, pengetahuan terkini, serta pembekalan karakter dan semangat entrepreneurship kepada para siswa. Kolaborasi ini bertujuan memberi masukan perbaikan kurikulum. Dengan pendekatan langsung dengan dunia kerja, diharapkan lulusan SMK tidak hanya siap masuk industri, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Sejalan dengan Prioritas Pembangunan Daerah
Program ini juga sejalan dengan kebijakan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, yang menetapkan peningkatan kualitas SDM sebagai salah satu program prioritas pembangunan daerah. SMKN 1 Natar merupakan salah satu sekolah yang dinilai perlu mendapat dukungan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan sehingga masuk dalam shopping list program kolaborasi dunia usaha dan Pemerintah Daerah Lampung.
Tiga Pilar Program
1. Program ini dijalankan melalui tiga kegiatan utama:
2. Berbagi pengetahuan,
3. Pelatihan dan perekrutan,
Dukungan infrastruktur
Pada aspek dukungan infrastruktur, perusahaan peserta dimungkinkan memberikan bantuan fasilitas belajar dan perbaikan sarana sekolah sesuai kapabilitas masing-masing sebagai bentuk komitmen jangka panjang terhadap penguatan ekosistem pendidikan vokasi.
Komitmen Para Pihak
Ketua Forum CSR Lampung, Veronika Saptarini, menyampaikan: “Melalui Corporate Goes to School, kami ingin menitipkan masa depan dunia usaha ke sekolah. Ini adalah bentuk investasi untuk memastikan ketersediaan SDM yang berkualitas untuk perusahaan, khususnya dari lulusan SMK dan calon entrepreneurs masa depan.
Ketersediaan tenaga kerja berkualitas akan memudahkan proses rekrutmen, meningkatkan efisiensi industri, dan memperkuat daya saing bisnis. SDM unggul juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat, sehingga juga akan meningkatkan daya beli terhadap produk-produk perusahaan.
Saptarini menjelaskan bahwa saat ini Forum CSR Lampung beranggotakan sekitar 40 perusahaan swasta dan BUMN, dengan sekitar 25 perusahaan telah mengikuti program ini. Ia menilai jumlah tersebut masih sangat sedikit dibandingkan jumlah perusahaan yang ada di Lampung.
Ia menekankan bahwa banyak perusahaan sebenarnya telah melaksanakan CSR, tetapi informasinya belum tersampaikan dengan baik. Dengan bergabung di FCL, penyampaian informasi program akan lebih terkoordinasi kepada pemangku kepentingan.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa pelaksanaan CSR atau tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah kebutuhan pelaku usaha karena dapat memperkuat hubungan perusahaan dengan komunitas dan pemerintah. CSR juga semakin berpengaruh dalam meningkatkan daya saing bisnis, mendukung keberlanjutan jangka panjang, membuka peluang kemitraan dan pasar, serta meningkatkan reputasi perusahaan.
“Karena program ini memberikan manfaat langsung bagi dunia usaha, maka seharusnya lebih banyak perusahaan yang dapat bergabung. Tidak ada kata besar atau terlalu kecil; semua dukungan berarti. Berbagi pengetahuan dan keahlian saja sudah sangat membantu SMK dan SLB. Dengan bergotong royong, kontribusi tidak akan terasa berat dan manfaatnya akan jauh lebih besar.”
Saptarini juga mengapresiasi inisiatif sejumlah perusahaan di wilayah Lampung Selatan, khususnya Natar, yang secara spontan menyampaikan komitmen membantu perbaikan fisik sekolah. Perusahaan tersebut antara lain: Konverta Mitra Abadi, Keong Nusantara Abadi, Natar Gerbang Angkasa, Hotel Bandara Syariah, dan Lambang Jaya, yang menyatakan kesediaannya untuk bersama-sama mendukung perbaikan atap dan ruangan SMKN 1 Natar yang mengalami kerusakan.

Ia berharap langkah ini menjadi contoh bagi perusahaan lain. Menurutnya, sinergi CSR dapat beragam bentuk, mulai dari berbasis kewilayahan, bidang usaha, hingga fokus pada dampak usaha. Perusahaan dapat memilih sesuai strategi masing-masing. Perusahaan juga berhubungan langsung dengan pihak sekolah, sementara FCL hanya memfasilitasi informasi dan pelaporan.
Sejalan dengan itu, Ryan Gustriandha dari PT PGE Tbk Ulubelu menyatakan kesiapan membantu sekolah di wilayah kerja terdampak sesuai program CSR perusahaan. Sementara itu, Dony Ronaldo dari Tunas Dwipa Motor menyatakan kesiapannya mendukung Program Keahlian Teknik Sepeda Motor Honda bagi SMK di Provinsi Lampung yang memiliki jurusan tersebut.
Dukungan Pemerintah Daerah
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Thomas Amirico, menegaskan bahwa program ini dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan vokasi secara efektif. Ia menambahkan bahwa selain SMK, penting juga memberi perhatian pada SDM disabilitas. Ia meminta agar kepala sekolah SLB turut memikirkan percepatan terwujudnya universitas bagi penyandang disabilitas.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung, Dr. Agus Nompitu, menyatakan: “Program ini sangat relevan dengan upaya pemerintah dalam menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Sepanjang Agustus 2024–Agustus 2025 terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 65,79 ribu orang. Namun tantangan masih ada. Angka pengangguran per Agustus 2025 masih berada pada 4,21 persen.
Dengan jumlah perusahaan mencapai sekitar 4.000, termasuk lebih dari 300 perusahaan besar, potensi kolaborasi sangat besar untuk memperluas akses kerja dan memperkuat ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif.”
Perusahaan yang Hadir
Peluncuran program ini dihadiri oleh anggota dan partisipan Forum CSR Lampung, antara lain:
Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan; Etos Indonusa; Keong Nusantara Abadi; Konverta Mitra Abadi; Lambang Jaya; Natar Gerbang Angkasa; Pertamina Geothermal Energy Ulubelu; Semen Merah Putih; TDM Honda; United Tractors; LP3I Lampung.
Dari sektor jasa, pariwisata, rumah sakit, dan perhotelan turut hadir: Adiyatama Lampung; Hotel Bandara Syariah; Langit Sapta; Rumah Sakit Advent Bandar Lampung; Rumah Inspirasi Sahabat Gajah; Yussy Akmal.
Penutup
Penandatanganan Komitmen Bersama antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan institusi pendidikan ini bertujuan menciptakan ekosistem pembelajaran yang relevan, adaptif, dan berdaya saing. Para pihak berharap program ini dapat menjadi model kolaborasi berkelanjutan dalam pengembangan SDM dan perluasan peluang kerja di Provinsi Lampung.
Perusahaan yang membutuhkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sekretariat FCL, Rafli Pramudya (0812-7286-1089), atau Tim Fasilitasi CSR di Bappeda Provinsi Lampung, Naomi (0811-725-383).***












