KRAKATAU.ID, DEPOK — Keuskupan Tanjungkarang menegaskan komitmennya dalam upaya memperkuat peran awam Katolik di ruang publik dengan berpartisipasi aktif dalam Pertemuan Nasional (Pernas) XII Istimewa Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) yang digelar pada 8–10 Juni 2025 di Wisma Hijau, Depok.
Forum nasional ini menjadi tonggak penting dalam proses transformasi dan revitalisasi FMKI sebagai wadah kerasulan politik dan sosial awam Katolik Indonesia. Mengusung tema “Transformasi dan Revitalisasi FMKI sebagai Rumah Bersama Awam: Melembagakan Wadah Kerasulan Politik untuk Gereja dan Bangsa”, Pernas ini dihadiri oleh 195 peserta dari berbagai keuskupan, organisasi masyarakat Katolik, dan tokoh pendiri FMKI.
Dari Keuskupan Tanjungkarang, hadir Ketua Rumpun Kemasyarakatan RD Philipus Suroyo bersama delapan utusan awam: Falentinus Andi, A. Widyo Wicaksono, Sarwoko, Marcus Budi Santoso, A. Heru Listianto, Stepanus Wasito, Mudiyanto, dan Rusmanto. Kehadiran mereka mencerminkan keterlibatan nyata Gereja Katolik di Keuskupan Tanjungkarang dalam memperkuat struktur dan arah gerakan awam Katolik secara nasional.
Dalam forum ini, para peserta terlibat dalam perumusan ulang identitas, fungsi strategis, serta struktur kelembagaan FMKI. Tujuannya adalah agar FMKI kembali menjadi ruang yang relevan bagi orkestrasi kerasulan awam Katolik di tengah dinamika sosial-politik dan eklesial bangsa.
“Keuskupan Tanjungkarang berkomitmen mendukung transformasi FMKI agar menjadi rumah bersama yang hidup dan berdaya guna bagi awam Katolik. Kami percaya, partisipasi aktif awam dalam kehidupan publik adalah bagian dari misi Gereja,” ujar Romo Roy, begitu RD Philipus Suroyo akrab disapa, yang mewakili Komisi Kerawam Keuskupan Tanjungkarang saat ditemui Krakatau.id di Bandarlampung, Sabtu (14/6/2025).
Romo Roy menambahkan, “Saya sebagai Moderator Ormas (Organisasi Masyarakat) di Keuskupan Tanjungkarang—di dalamnya ada Wanita Katolik RI, PMKRI, Pemuda Katolik, ISKA, Vox Point, dan lain-lain—melihat forum ini sebagai momentum penting untuk memperkuat sinergi dan arah gerakan awam Katolik, agar semakin kontekstual dan berdampak bagi Gereja dan masyarakat.”
Salah satu hasil penting dari pertemuan ini adalah dibentuknya Badan Pekerja (BP) FMKI yang akan menuntaskan penyusunan Pedoman Umum FMKI, menyusun transisi kelembagaan menuju status badan hukum, serta mempersiapkan Pernas berikutnya pada 2026. Upaya ini diyakini sebagai langkah strategis untuk melembagakan peran awam Katolik dalam membangun kehidupan kebangsaan yang lebih adil dan demokratis.
Dengan keterlibatan langsung dalam proses ini, Keuskupan Tanjungkarang ikut menyumbangkan gagasan dalam penyusunan model ekosistem kerasulan awam yang solutif, kolaboratif, dan berorientasi pada pelayanan publik.
Pernas XII Istimewa FMKI menjadi panggilan bagi gereja lokal, termasuk Keuskupan Tanjungkarang, untuk terus mendorong keterlibatan awam secara lebih terorganisir dan bermakna. Dalam konteks Lampung dan sekitarnya, hal ini membuka peluang bagi umat untuk semakin aktif dalam kehidupan sosial-politik, tidak hanya sebagai warga negara, tetapi sebagai pewarta nilai-nilai Injil dalam masyarakat.***