Ampas Kopi Jadi Lukisan: Jejak Kreatif Mas Bemz dari Lampung Barat

KRAKATAU.ID, LAMPUNG BARAT — Di tangan sebagian orang, ampas kopi mungkin hanya sisa tak berguna yang langsung dibuang ke tempat sampah. Namun tidak bagi Vidher Bambang Suhardi, atau yang lebih akrab disapa Mas Bemz. Warga Pekon Cipta Mulya, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat ini justru menjadikan ampas kopi sebagai medium seni yang memikat, menghadirkan karya-karya lukisan bernilai tinggi dari sisa secangkir kopi.

Ditemui dalam suasana penuh semangat di acara pembukaan World Surf League (WSL) Krui Pro 2025 di Pantai Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat, Selasa (10/6/2025), Mas Bemz menuturkan awal mula kisahnya dengan ampas kopi.

“Kalau menggeluti lukisan dari ampas kopi itu mulai dari 2019. Tapi sejak kecil memang sudah suka melukis, nurun dari Bapak,” ujarnya saat ditemui Krakatau.id.

Kini, lebih dari ratusan lukisan telah ia hasilkan, semua dengan sentuhan alami dari bahan yang tak biasa: ampas kopi.

Inspirasi Mas Bemz datang secara tak terduga, dari sebuah lomba lokal di Rigis, Lampung Barat. Kala itu, ia membuat lukisan bertema adat dan alam Lampung Barat—latar Suoh yang indah, serta figur masyarakat adat Lampung. Karyanya memikat juri dan berhasil menyabet juara pertama.

“Dari situ, malah banyak yang mesen. Alhamdulillah,” kenangnya.

Tak semudah yang dibayangkan, melukis dengan ampas kopi menuntut ketelatenan tinggi. Gradasi warna harus dikerjakan dengan cermat, karena tak ada ruang untuk kesalahan.

“Kalau udah salah, enggak bisa dihapus. Pewarnaannya minimal tiga tingkat: soft, medium, sama dark. Yang hitam itu pun kita sangrai sendiri biar lebih pekat,” terang Mas Bemz.

Salah satu karya yang paling membekas baginya adalah lukisan harimau, yang kini terpajang di rumahnya.

Baca Juga :   Situs Batu Bedil Tanggamus, Cagar Budaya Yang Dilindungi

“Saya melukis itu lama sebelum kejadian harimau memangsa warga di Suoh. Eh ternyata beneran kejadian. Sekarang malah booming cerita harimau di sana,” katanya, seolah menyingkap sisi magis dari proses kreatifnya.

Satu lukisan bisa diselesaikan dalam waktu minimal empat hari, tergantung kompleksitas objek. Untuk tarif, Mas Bemz membanderol karya per objek.

“Kalau satu orang itu Rp400 ribu. Dua orang Rp450 ribu. Kalau di luar Lampung Barat, bisa dua kali lipat,” jelasnya, menandakan bahwa apresiasi atas karyanya kini menjangkau lebih luas.

Mas Bemz bukan hanya seniman, tapi juga penjaga warisan. Ia membuktikan bahwa keindahan bisa hadir dari apa yang sering kita anggap remeh. Lewat karya-karyanya, aroma kopi tak hanya menghangatkan pagi, tapi juga membangkitkan daya cipta yang mendalam. Dari Pekon Cipta Mulya, suara seni dari ampas kopi kini mendunia.

Bagi Anda yang tertarik memiliki karya lukisan unik dari ampas kopi asli racikan tangan Mas Bemz, baik untuk koleksi pribadi, hadiah, maupun dekorasi ruang bernuansa lokal, dapat langsung menghubunginya langsung ke nomor 0853-7943-5970.

Setiap lukisan dikerjakan dengan detail, ketelatenan, dan sepenuh rasa—menghadirkan aroma seni yang tak hanya bisa dilihat, tapi juga dirasakan. Pesanan terbuka untuk wilayah Lampung maupun luar daerah.***