KRAKATAU.ID, LAMPUNG BARAT — Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian, Perlindungan Perempuan dan Anak, serta Migran (KKPPMP) Keuskupan Tanjungkarang, Ch. Dwi Yuli Nugrahani, angkat bicara mengenai tragedi meninggalnya seorang pendaki di jalur pendakian Gunung Pesagi, Kamis (15/5/2025). Dalam pernyataannya, ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif terhadap keselamatan dalam aktivitas pendakian.
“Peristiwa meninggalnya seseorang di jalur pendakian Gunung Pesagi itu seharusnya bisa dicegah jika semua pihak terkait sungguh menyadari bahwa pendakian ke gunung bahkan juga bukit tidak boleh dilakukan secara gegabah,” ujar Dwi Yuli saat ditemui Krakatau.id, di Lampung Selatan, Sabtu (17/5/2025).
Ia menyoroti bahwa tanggung jawab utama berada pada pendaki itu sendiri. Menurutnya, kesiapan fisik dan psikis merupakan syarat mutlak, termasuk pengetahuan tentang medan, perlengkapan, logistik, serta tidak melakukan pendakian secara seorang diri.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan pentingnya peran pengelola jalur pendakian. “Prosedur pendakian harus diperketat. Dari pencatatan izin naik gunung, pemeriksaan barang bawaan, hingga pemberian informasi penting mengenai gunung yang akan didaki,” ujarnya.
Dwi Yuli juga menilai bahwa pemerintah memiliki andil besar dalam melakukan edukasi dan pemantauan. Edukasi terhadap masyarakat dan pengelola, serta sistem perizinan dan monitoring lokasi menjadi hal mendesak yang harus diperkuat.
“Berjaga-jaga dilakukan dengan membangun sistem komunikasi dan koordinasi yang cepat dan tepat. Ini sangat dibutuhkan jika ada kasus semacam pendaki hilang atau kecelakaan,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa semua gunung di Lampung memiliki potensi bahaya yang harus diwaspadai. “Keindahan yang ingin dinikmati para pendaki harus diimbangi dengan persiapan yang cukup,” tutupnya.***