KRAKATAU.ID, MERAK — Pada H-1 Lebaran 2025, suasana di Pelabuhan Bakauheni terasa sunyi. Di tengah hiruk-pikuk persiapan menyambut arus mudik, sebuah kapal ferry milik PT. Munic Line (MN) tampak melaju menuju Merak dengan kondisi yang tidak biasa. Bukan riuh penumpang dan kendaraan yang biasa memenuhi ruang, melainkan keheningan yang menguar di sepanjang pelabuhan.
Kursi-kursi yang biasanya penuh sesak oleh para pemudik kini kosong. Hanya belasan penumpang tampak di dalam ruang ferry yang cukup luas. Tak ada wajah cemas mencari tempat duduk atau berebut posisi yang nyaman. Hanya ketenangan yang terasa, seolah perjalanan ini bukan bagian dari arus mudik yang seharusnya padat merayap.
Reny, salah satu penumpang yang sedang melintasi Selat Sunda, menyambut tenang perjalanan ini.
“Merasa kapal milik sendiri,” katanya sambil menatap jauh ke horizon.
“Suasananya hening, lebih menikmati perjalanan. Kalau beli kapal reguler, gak perlu antri. Semua lebih mudah, lebih nyaman,” katanya lagi.
Reny memilih untuk berangkat pada pukul 06.00 WIB, saat pagi baru saja merangkak naik. Arus mudik mungkin sedang sibuk di jalanan darat, tetapi di atas kapal ini, segala sesuatu terasa begitu lengang.
Berbeda dengan biasanya, suasana di kapal ini jauh dari gambaran sesak yang kerap terbayang saat memasuki masa Lebaran.
Angen, penumpang lain yang berasal dari Bandarlampung, tak mampu menyembunyikan rasa takjubnya.
“Tidak perlu rebutan tempat duduk. Ombaknya lumayan tenang, kita dah sampai jam segini. Arus mudik, kayak enggak ada arus mudik… Kayak nggak berasa hari raya,” ungkapnya dengan senyum lepas.
Lusi, warga Telukbetung, Bandarlampung yang tampak menikmati perjalanan, tak bisa menyembunyikan rasa lega.
“Sepi, lancar. Lengang. Cuma lama nunggu bersandar. Kayak nggak berasa arus mudik, rame hari. Ini sepi banget,” ujarnya.
Lusi berencana untuk melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta, menikmati liburan bersama teman-temannya.
“Kami mau ke Yogyakarta, mau berlibur aja ke sana. Naik mobil,” tambahnya, seolah perjalanannya kali ini lebih mirip liburan biasa daripada bagian dari arus mudik.
Keheningan ini juga diamini oleh salah satu petugas kapal MN Line yang enggan disebutkan namanya.
“Ini arus mudik tersepi yang pernah saya alami,” tuturnya dengan nada sedikit heran.
“Penurunan penumpang hampir 50 persen, bahkan lebih, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tidak hanya penyeberangan dari Bakauheni ke Merak, tapi juga sebaliknya. Sepi banget.”
Begitu pun dengan kondisi di tempat parkir kapal, hanya ada belasan kendaraan roda empat yang terparkir rapi. Sedangkan kendaraan roda dua, yang biasanya berjejer padat, hanya terdapat dua unit. Suasana yang jauh dari gambaran biasanya, seolah perjalanan ini seperti perjalanan biasa di luar musim mudik.
Pemandangan ini semakin menambah kesan lengang yang menciptakan sebuah paradoks: meskipun Lebaran hampir tiba, sepi yang ada justru menambah kedalaman makna perjalanan ini. Kapal ferry yang biasanya penuh sesak, kini menjadi tempat yang memberi ruang lebih untuk merenung dan menikmati perjalanan dengan cara yang berbeda.***






