KRAKATAU.ID, PESAWARAN — Sarwoko, anggota DPRD Pesawaran, menegaskan pentingnya perubahan dan kolaborasi antar umat beragama di wilayah setempat. Dalam sebuah acara yang digelar oleh Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Pesawaran di Dusun Kampung Sawah, Desa Kebagusan, Kecamatan Gedongtataan, pada Jumat, 28 Februari 2025, Sarwoko menyampaikan pesan yang menggugah.
“Satu kata, selesaikan dirimu sendiri,” ujar Sarwoko dengan tegas kepada para peserta acara Mapenta (Masa Penerimaan Anggota Baru) Pemuda Katolik.
Pesan tersebut kata dia tidak hanya berkaitan dengan pengembangan pribadi, tetapi juga terkait dengan bagaimana iman dan nilai-nilai keagamaan seharusnya dapat berkembang seiring dengan kemajuan jati diri seseorang.
Sarwoko menjelaskan bahwa kedewasaan beragama, terutama bagi umat Katolik, harus sejalan dengan kedewasaan dalam berbangsa dan bernegara.
“Semakin dewasa imannya, semakin dewasa katoliknya, semakin dewasa Indonesianya,” ungkap Sarwoko.
Ia menegaskan bahwa dengan bertumbuhnya kesadaran beragama, masyarakat Pesawaran akan dilihat sebagai komunitas yang tidak hanya berorientasi pada agama, tetapi juga turut berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Dalam sambutannya, Sarwoko juga mengkritik dinamika pertemuan yang sering kali tidak menghasilkan tindak lanjut yang nyata. Ia menyoroti pentingnya aksi konkret setelah pertemuan, bukan sekadar diskusi tanpa ada hasil yang jelas.
“Kalau hampir pertemuan sampai rumah bubar nggak ada tindak lanjutnya, Sarua kene. Mbok 10 kali dikumpulin juga, tetap sama saja,” katanya.
Sarwoko menegaskan bahwa umat Katolik, meski minoritas, tidak boleh takut untuk memberi warna dalam masyarakat. Ia mengajak para pemuda untuk berperan aktif dalam kehidupan sosial, baik di tingkat RT, sebagai Pamong, maupun dalam kelompok-kelompok masyarakat seperti ibu-ibu PKK dan kegiatan lainnya.
“Kita harus berani memberi warna di mana kita berada, di mana kita berkarya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sarwoko mengajak semua pihak untuk tidak alergi terhadap perbedaan, seperti yang terjadi dalam berbagai kegiatan keagamaan.
“Jangan alergi memasuki orang-orang yasinan atau pengajian. Kita harus lebih terbuka, lebih menerima perbedaan,” katanya.
Sebagai contoh, ia juga berbicara mengenai pentingnya sinergi dan kolaborasi antar berbagai pihak, termasuk melalui kegiatan Pemuda Katolik yang turut menggali potensi daerah.
Dengan semangat baru dan komitmen untuk terus berkembang, Sarwoko berharap Pesawaran akan semakin dewasa dalam menjalani kehidupan beragama, berbangsa, dan bermasyarakat, serta memberikan contoh positif bagi daerah lainnya.***