KRAKATAU.ID, TANGGAMUS – Bukit Pasir, begitulah nama rumah makan di Kota Agung ini menjadi primadona baru dan daya tarik wisata di Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Nama besarnya yang sudah berkibar ini membuat hampir sebagian besar wisatawan yang melintas di Kota Agung menyempatkan waktu wisata kuliner di Bukit Pasir. Bahkan, ada yang dengan sengaja jauh-jauh dari luar kota berkunjung ke salah satu tempat makan hidden gem di Kota Agung ini.
Selain kelezatan aneka macam menu olahan seafood, pengunjung juga berburu keindahan view pantai yang bisa dinikmati sembari menyantap makanan yang dipesan. Sore hari menjadi favorit pengunjung yang ingin menikmati keindahan senja dari atas Bukit Pasir.
Menu ikan bakar di Rumah Makan Bukit Pasir menjadi favorit para wisatawan. Rasa ikan yang gurih bisa menggugah nafsu makan. Menu ikan bakar, lalapan dan sambal cocok untuk makan bersama keluarga atau orang tersayang.
“Kalau tempat makan ini namanya rumah makan Bukit Pasir. Sebenernya kalau asal-usulnya kalau rumah makan kita ini dari awalnya itu memang tumpukan pasir dari hasil pengerukan pantai Kota Agung ini, sehingganya kita buat, kita olah ini akhirnya kita bangun dengan nama Rumah Makan Bukit Pasir,” jelas M. Adam Purba Guntara, Owner Rumah Makan Bukit Pasir saat dijumpai Krakatau.id, Rabu (29/5/2024).

Menurut Adam, rumah makan miliknya dibuka sejak tahun September 2021 ini menyediakan aneka macam olahan seafood.
“Jadi menu utama kita sebenernya menu olahan hasil tangkap laut, terutama hasil tangkap laut yang memang diambil dari pantai Kota Agung itu sendiri. Untuk favorit kita di sini ada kakap merah, terus ada ikan, simba atau kuwe, selar, cumi, udang dan juga ada aneka ikan-ikan karang lainnya,” jelasnya.
Untuk masing-masing ikan bakar yang dipesan lanjut Adam dihitung per satuan ons dengan harga Rp10-12 ribu.
“Untuk varian harganya kita ada kalau ikan-ikan karang yang ukuran besar kita itu kita kasih harga per ons itu Rp12 ribu, mulai dari Rp10 ribu sampai Rp12 ribu per porsi, terus juga include dengan beberapa sambal, terus juga sayur asem dan lalapan,” imbuh Adam.
Ikan Kakap, Simba dan Udang yang diolah dengan dibakar kata Adam menjadi yang paling banyak diminati pelanggan masakan Bukit Pasir.
“Favorit para pelanggan sebenernya itu kakap merah, terus juga ikan simba, dan juga udang, dan rasanya juga ya menarik untuk mereka,” jelasnya.
Saat weekend lanjut Adam rumah makan yang dikelolanya ini ramai diserbu pembeli baik lokal, dan sebagaian besar dari kabupaten tetangga, Prigsewu.
“Kalau untuk kunjungan, sebenernya dari weekend sampai hari Senin biasanya yang ramai yang memang rutinitasnya padat. Kalau kita bukanya dari jam 8 sampai jam 10 malem tutupnya.”
“Sebenernya kalau pelanggan dari sini ya terutama dari daerah Pringsewu dan Tanggamus. Karena mereka kan agak sulit untuk ya ini kemungkinan pendapat saja, karena mungkin di sana aga sulit untuk mendapatkan hasil tangkapan laut seperti ikan, udang, cumi yang memang dalam keadaan segar, jadi mereka banyak yang ke sini,” papar Adam.
Salah satu rahasia penyajian menu-menu seafood lezat di Bukit Pasir kata Adam tak lepas dari bahan baku segar yang langsung didapatkan dari nelayan.
“Ini lagsung dari nelayan, ikan segar semua. Ini baru dateng makanya langsung di-packing biar kesegarannya terjaga, juga kita itu kan kita plastikin karena supaya kalau tidak diplastikin itu kalau ikan laut ini rawan rusak di bagian insan, mata.”
“Dalam setangah hari saja mereka sudah rusak, khawatirnya kita tanggapannya oh ini ikan kemarin, oh ini ikan minggu lalu, itu kita khawatir, makanya kita jaga ini terus kondisi es kita selalu kita jaga akhirnya supaya enggak ada timbul persepsi kalau ini ikan-ikan lama atau ikan-ikan bekuan yang kita jual. Ini kita hasil tangkapan laut langsung,” tegas Adam.
Dikatakan Adam setiap hari Rumah Makan Bukit Pasir menghabiskan 5-8 kg untuk ikan ukuran besar dan 50-70 ekor untuk ikan selar.
“Sehari sebenernya kalau untuk ikan-ikan yang seperti ini kalau kita kan sistem jual pelelangan atau sistem juga nelayan itu per ekor kalau ini per ekor selar ini. Jadi kalau untuk ikan selar ini biasa kita habis tidak terlalu banyak sekitar 50-70 ekor.”

“Lalu untuk ikan karang mungkin ya enggak terlalu banyak juga karena kunjungan juga sekarang agak mulai turun. Sebenernya setiap harinya bisa kita jual 10 sampai 20 kg, ya sekarang paling di angka 5 sampai 8 kg,” kata dia.
Petama dibuka kata Adam, konsep Bukit Pasir adalah café dan resto. “Sebenrnya ini kan kan konsepnya cafe dan resto, kita buat cafe dan resto, karena kendala internal kita mulai dari karyawan yang resign untuk bagian pengolahan cemilan segala macem akhirnya kita vakum dulu, akhirnya fokus dengan makanan berat, olahan laut itu,” tutup Adam.
Untuk diketahui, Rumah Makan Bukit Pasir berada di Jalan Samudra, Pasar Madang, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus. Lokasi persinya di depan Pos TNI Angkatan Laut Kota Agung.***






