KRAKATAU.ID, BANDARLAMPUNG — Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kopdit Mekar Sai tengah gencar melepas properti investasi miliknya yang ditaksir senilai total Rp3 miliar. Properti investasi itu tersebar di berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Lampung dan paling banyak di Bandarlampung.
Sekretaris Pengurus KSP Kopdit Mekar Sai Yohanes De Deo Widyastoko mengungkapkan alasan pihaknya melepas properti investasi.
“Itu kan properti investasi itu nilai yang hasil dari penyerahan anggota kepada Mekar Sai. Dan prinsipnya bahwa kita itu sekarang melihat struktur keuangan kita lebih baik itu memang diuangkan. Maka kami sudah mengambil keputusan bahwa properti investasi itu dilepas sesegera mungkin dengan nilai yang memang ya berbeda-beda, karena sebenarnya nilai perolehannya berapa, tapi kami menyesuaikan dengan harga pasar, lebih rendah, sehingga itu memang bisa cepat liquid gitu lah, bahasanya,” kata De Deo – begitu dia akrab disapa — saat ditemui Krakatau.id di Bandarlampung, Selasa (16/01/2024).
Menurut De Deo, KSP Kopdit Mekar Sai melakukan penilaian ulang harga properti yang akan dilepas agar cepat terjual.
“Total properti investasi Kopdit Mekar Sai kalau tidak salah sekitar 3M. Sebetulanya target ini sudah dibuat dua tahun yang lalu ya, tetapi kemudian kemarin pergantian pengurus selalu direvisi kembali ternyata juga tidak bergerak, maka kemarin diputuskan kembali untuk penilaian harga,” jelas De Deo.
Dikatakan De Deo percepatan pelepasan aset KSP Kopdit Mekar Sai dilakukan untuk mengurangi beban pengeluaran.
“Jadi harga itu sekarang relatif disesuaikan supaya kita bisa secepatnya lah karena kami tidak mau memegang aset begitu banyak karena beberapa faktor yang harus kita tanggung, contohnya saja misalnya pajak. Pajak itu kan tiap tahun harus kita bayar sehingga menjadi beban tambahan juga, kalau misalnya itu lepas kan liquid, dananya bisa dipakai dan kita juga mengurangi beberapa beban biaya yang dikeluarkan untuk itu,” tandasnya.

Sekretaris Pengurus KSP Kopdit Mekar Sai ini menerangkan tidak ada perlakuan untuk pembeli yang berminat membeli properti yang dilepas.
“Kalau untuk prioritas dikatakan tidak ada bahkan sudah saya sampaikan di Rapat Anggota Tahunan tahun lalu, bahwa silahkan itu aset anggota bisa membantu untuk menjual dan juga kita tidak menutup mata untuk ya ada bagian yang mungkin bisa diberikan kepada anggota. Prinsipnya semua sama, jadi kamu sudah menyampaikan ini di rapat anggota tahun lalu.”
“Dan mengingatkan kembali karena memang tahun lalu kok merasa tidak bergerak aset ini, maka kami coba untuk mengevaluasi nilai yang ada dari masing-masing aset supaya yang paling tidak bisa segera terwujud. Jadi nilainya memang sudah dievaluasi kembali dan hasilnya memang sudah diberikan kepada teman-teman yang berhak, karena memang mereka punya tim, namnya tim pengelolaan properti investasi, ada lima orang kalau tidak salah,” jelas dia.
Terkait progres pelepasan properti investasi lanjut De Deo dipantau oleh pengurus dan dilakukan evaluasi secara berkala.
“Sejauh ini progresnya memang mereka baru melaporkan bahwa beberapa sih sudah terjadi, tapi akhirnya batal, tapi laporan itu selalu masuk pada kami, maka kemarin diputuskan untuk mengevaluasi kembali kenapa alasannya, ternyata beberapa informasi harga itu mungkin lebih tinggi dari harga pasaran karena memang dihitung dari harga perolehan waktu itu sehingga akhirnya dievaluasi kembali supaya ya marketable-lah,” pungkasnya.***