KRAKATAU.ID, BANDARLAMPUNG — Kejenuhan meilhat tampilan sepeda motor yang itu-itu saja, inilah yang memotivasi Abi pemuda asal Bandarlampung untuk merakit Replika Honda CR125M Elsinore.
Pemuda yang memiliki nama lengkap Habibi ini memang memiliki hobi nyentrik memodifikasi motor sesuai dengan imajenasi yang ada di benaknya.
Krakatau.id berkesempatan bebincang dengan pemuda berbakat ini di bengkel tempatnya sehari-hari menuangkan kreasinya, Jl. Pulau Seribu A No.72, Kecamatan Sukarame, Kelurahan Way Dadi, Bandarlampung. Sukarema Garage, nama bengkelnya.
Abi begitu Habibi akrab dipanggil memastikan bahwa hasil rakitan replika Honda CR125M Elsinore ini merupakan satu-satunya di Provinsi Lampung.
“Gua ide buat motor Honda Elsinore replikanya ini ya dari Elsinore. Honda dari Amerika Honda CR125M Elsinore. Itu kan aslinya 2-tak itu, emang built up. Di Indonesia cuman keluar beberapa, yang punya orang-orang “petinggi” yang punya cuma beberapa orang colect item di Indonesia alhamdulilah di Lampung ini ngebuat replikanya kita. Cuman pakai mesin tiger, karena karena kalau pakai mesin aslinya itu budgetnya lumayan banget harganya,” kata Abi, begitu Habibi akrab dipanggil.

Awal mula ingin membuat replika CR125M Elsinore karena tak sengaja saat scrolling media sosial instagram pada tahun 2022 lalu.
“Gua merakit ini tahun 2022, idenya karena sering buka instagram keluar sendiri dia kan tongolan, jadi aku di Lampung jadi ngebuatlah kayak gini (replika) yang beda sendiri gitu. Gua buat persis bener sama replikanya Honda Elsinore,” jelas Abi.
Untuk komponen yang dibutuhkan membuat karya briliannya ini, lanjut Abi harus bersusah-payah mencari di Ibu Kota Jakarta, jaringannya.
“Kalau Gua dari stiker Honda Wing-nya ini ngambil dari temen di Jakarta, ada di Warung Tril Tua, dia emang bener-bener termasuk Team Honda Vintage, jadi ukurannya 1:1 dengan aslinya. Karena beliau emang punya unit aslinya, dari Honda XL, Honda Elsinore, XR, dan lainya.”
“Sedangkan untuk body kita pakai cross bone-nya Om Senno Montesa, ada namanya MSR. Dia memproduksi body-body plastik yang replikanya. Banyak konsep bodynya untuk body trail vintage,” tandasnya.
Untuk proses pengerjaannya lanjut Abi, dibutuhkan waktu hingga dua bulan lebih dua minggu. Abi memang bertekad untuk fokus dalam proses perakitan replika CR125M Elsinora ini, karena asumsinya waktu itu motor ini akan dipakainya sendiri.
“Ini memang motor pribadi pakain saya, jadi gua bener-bener fokus, outset-nya itu dua bulan, penyelesaiannya sampai motor bisa enak difoto itu dua minggu. Jadi dua bulan dua minggu, konsepnya dua bulan. Nah waktu ngonsep ini yang lumayan ruwet,” jelas Abi.
Ditegaskan Abi, dirinya terobsesi untuk merakit replika CR125M Elsinore karena baginya enak dipandang mata, dan masih jarang dijumpai di Lampung.

“Saya tertarik konsep Honda Elsinore, karena look-nya lebih enak dilihat, bentuknya luwes, udah itu jarang orang pakai untuk khusus di Lampung ya. Insyaallah ini satu-satunya di Lampung untuk replika Honda Elsinore, untuk sementara gua belum nemuin barang lainnya itu,” kata pemuda kelahiran Bandarlampung, 24 Februari 1994 ini.
Abi menyinggung tingkat kerumitan saat proses perakitan replika Honda CR125M Elsinore miliknya ini.
“Untuk tingkat kerumitannya untuk ngepasin antara tangki, jok, body, itu yang susah untuk ngepasinnya karena kan emang bener-bener motor ini dibuat untuk serius,” ungkapnya.
Dipaparkan Abi, motor replika Honda CR125M Elsinore ini sering “menonjol” pada event-event komunitas motor di Lampung, bahkan malah pernah menyabet juara.
“Begitu jadi kita ikut kontes di acaranya Trail Tua pada Maret 2022 di daerah Ulubelu juara dua. Lalu display acaranya Klasik Day, yang ngadain acaranya tahunannya si temen-temen Maci. Display di halaman parkir Lampung City Mal,” ungkap Abi.
Ditanya soal kesan karena berhasil membuat replika Honda CR125M Elsinore, Abi mengungkapkan terima kasihnya pada para teman-temannya yang selalu memberikan dukungan.
“Kesannya sih seneng banget gua, punya temen-temen yang nyuport, jadi dari aku punya ini barang, bahan sebelum jadi, mereka temen-temen gua ini nyuport semua. ‘Bagusin-bagusin,’ kata mereka, terus sampai aku enggak punya barang ini lagi, mereka ngajak foto lagi sama motor ini,” pungkasnya.***